• Beranda
  • penyakit
  • Ketahui Penyebab Priapismus, Ereksi Berkepanjangan yang Seringkali Menyakitkan

Ketahui Penyebab Priapismus, Ereksi Berkepanjangan yang Seringkali Menyakitkan

Ketahui Penyebab Priapismus, Ereksi Berkepanjangan yang Seringkali Menyakitkan

Bagikan :


Priapismus adalah kondisi ereksi yang berkepanjangan, baik ereksi penuh maupun sebagian yang tidak berkaitan dengan rangsangan seksual. Priapismus menyebabkan darah di penis terperangkap dan tidak dapat mengalir melalui arteri penis. Pada kondisi ini, ereksi ini dapat berlangsung selama atau lebih dari empat jam dan seringkali menyakitkan.

Priapismus umumnya dialami oleh pria berusia 30-an atau lebih, atau juga bisa dialami sejak kanak-kanak, khususnya pada penderita penyakit anemia sel sabit. Priapismus dapat disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:

 

Anemia Sel Sabit

Meskipun priapismus bukan kondisi yang umum, namun kondisi tersebut cukup sering terjadi pada kelompok tertentu seperti orang dengan penyakit sel sabit.

Penyakit anemia sel sabit adalah kelainan sel darah merah yang diturunkan. Sel darah merah yang sehat seharusnya berbentuk bulat, sehingga mereka dengan mudah akan mengalir di dalam pembuluh darah dan membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh. Namun sel darah merah penderita anemia sel sabit berbentuk seperti sabit yang mengakibatkan sel darah merah menjadi keras dan lengket, dan juga seringkali lebih cepat mati sehingga memicu kekurangan sel darah merah yang konstan. Selain itu, karena bentuknya yang mirip seperti sabit, ketika melakukan perjalanan melalui pembuluh darah, mereka juga berisiko terjebak dan menyumbat aliran darah.

Dikatakan oleh Cleveland Clinic bahwa 42% orang dewasa dengan penyakit sel sabit seringkali mengalami ereksi berkepanjangan ini.

 

Efek Samping Obat

Priapismus juga dapat disebabkan oleh efek samping dari obat-obatan tertentu, di antaranya:

  • Obat-obatan yang disuntikkan langsung ke penis untuk mengobati disfungsi ereksi
  • Obat antidepresan
  • Alpha blocker, jenis obat untuk menurunkan tekanan darah
  • Obat-obatan untuk mengobati kecemasan dan gangguan psikotik
  • Obat-obatan pengencer darah
  • Hormon testosteron dan gonadotropin
  • Obat-obatan untuk mengobati gangguan pemusatan perhatian/ADHD

 

Penyalahgunaan Alkohol dan Obat-obatan Terlarang

Alkohol, ganja, kokain dan obat-obatan terlarang lainnya dapat menyebabkan priapismus iskemik. Di mana darah terperangkap di penis dan tidak bisa mengalir keluar dari pembuluh darah atau adanya masalah dengan kontraksi otot polos di dalam jaringan ereksi penis.

 

Trauma atau cedera

Trauma pada penis, panggul atau perineum (darah antara penis dan anus), seperti yang disebabkan karena bersepeda terlalu lama dapat menyebabkan priapismus.

Selain itu, priapismus juga mungkin disebabkan oleh beberapa faktor lain seperti gigitan serangga, gangguan saraf tulang belakang, gangguan metabolisme tubuh, sifilis, atau kanker penis.

Priapismus, khususnya priapismus iskemik umumnya dapat menyebabkan komplikasi yang serius, yang dapat menghancurkan jaringan di penis. Apabila tidak segera diobati maka dapat menyebabkan disfungsi ereksi permanen.

Untuk itu, apabila Anda mengalami ereksi berkepanjangan selama empat jam atau lebih, segera kompres penis dengan es batu dan jangan menunda untuk mendapatkan pertolongan darurat di rumah sakit terdekat.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Jumat, 14 April 2023 | 08:20

Nicole Galan, RN (2017). What to know about priapism. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/318737

Mayo Clinic (2021). Priapism. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/priapism/symptoms-causes/syc-20352005

Cleveland Clinic (2019). Priapism. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/10042-priapism

CDC (2020). What is Sickle Cell Disease?. Available from: https://www.cdc.gov/ncbddd/sicklecell/facts.html

Mayo Clinic (2021). Alpha blockers. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure/in-depth/alpha-blockers/art-20044214